Catatan
Tangisan Malaikat dan Orang-Orang Cinta
matamaduranews.com-Tak terasa. Ramadan telah meninggalkan kita. Waktu berlalu begitu cepat.
Ramadan meninggalkan kita. Di masa pandemi Covid-19. Pasar dan pusat perbelanjaan tetap ramai dikunjungi pembeli menyambut lebaran.
Jika banyak manusia menyambut hari raya Idul Fitri dengan suka ria. Berbeda dengan malaikat. Mahluk suci ciptaan Allah SWT itu terlihat sedih menyaksikan kepergian bulan suci Ramadan.
Kenapa?
Malaikat bersedih karena terlanjur sayang melihat umat Nabi Muhammad SAW berlimpah rahmat dan maghfirah dari Allah Swt.
Sebagaimana hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan Jabir RA, Rasulullah SAW:
"Ketika datang akhir malam bulan Ramadhan, langit-langit dan bumi, para malaikat menangis karena merupakan musibah bagi umat Muhammad SAW. Rasul pun ditanya; musibah apa itu yaa Rasulullah? Rasulullah menjawab: lenyaplah bulan Ramadan karena sesungguhnya doa-doa di bulan Ramadan dikabulkan, dan sedekah diterima, kebaikan dilipatgandakan, dan adzab (siksa) ditolak,".
Begitu mulia bulan Ramadan. Allah menganugerahkan kepada umat Nabi Muhammad SAW suatu malam. Yaitu amal kebaikan yang setara dengan seribu bulan, lailatul qadar.
Ya..malam yang ditentukan-Nya kepada hamba-hamba Allah untuk mendapat bonus pahala berlipat ganda hingga seribu bulan jumlahnya.
Wajar jika langit dan bumi ikut menangis. Menyaksikan kepergian bulan Ramadan.
Selama bulan suci Ramadan yang penuh berkah itu, dosa-dosa umat Muhammad Saw diampuni. Pintu-pintu taubat dibuka lebar-lebar bagi hamba Allah yang bertaubat.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan karena Allah maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,†(HR. Bukhari-Muslim).
Bulan yang penuh rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka itu telah meninggalkan kita.
Bulan ketika napas-napas orang yang berpuasa lebih harum daripada minyak kesturi.
Bulan ketika Allah setiap malamnya membebaskan ratusan ribu orang yang harus masuk neraka.
Bulan ketika Allah menjadikannya sebagai penghubung antara orang-orang berdosa yang bertaubat dan Allah Ta’ala.
Mereka para hamba Allah yang diliputi rasa cinta menangisi kepergian Ramadan. Mereka sedih takut dosa-dosanya tak diampuni.
Mereka rindu untuk selalu bermesraan dengan keagungan Ramadan.
Semoga, kita ditakdirkan bertemu kembali di bulan Ramadan mendatang dengan limpahan rahmat dan maghfirah-Nya.
Amien....
hambali rasidi
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply