Post Images
matamaduranews.com-SUDAH dua bulan lebih, wabah Corona bikin puyeng banyak orang.Terutama para pelaku ekonomi. Dan terutama lagi, para calon Pilkada yang sudah tebar pesona. Eh...tiba-tiba mandeg. Ditunda. Eh,...butuh mas kawin baru untuk 'akad nikah' lagi, kata guyonan di warung-warung kopi. Ekonomi Indonesia berantakan. Sejak awal, sebelum wabah Corona, sudah babak belur. Kata pengamat. Ibarat orang, sebelum corona, ekonomi Indonesia sudah sempoyongan. Corona datang, langsung tersungkur. Cukup satu pukulan. Dahlan Iskan pernah mengulas di Disway soal ekonomi Indonesia sebelum Corona. "Dulu di akhir-akhir Orde Baru Indonesia sudah hampir menjadi negara industrialis yang mandiri dalam melakukan aktivitas produksi dalam negeri. Namun, setelah orde reformasi kondisinya berubah. Sehingga membuat kebanyakan pengusaha lebih suka hanya menjadi distributor produk-produk luar negeri, terutama dari China," kata Dahlan Iskan saat diskusi Pelajar Islam Indonesia, Minggu (10/5). Saya bukan ekonom. Jadi tak bisa memprediksi, butuh berapa lama recovery ekonomi Indonesia. Kata pengamat, potensi ekonomi dalam negeri berantakan. Banyak pengusaha kelimpungan. Jutaan pekerja di-PHK. Jumlah pekerja yang dirumahkan, di bulan April saja sudah 1,24 juta pekerja dari sektor formal. Di sektor informal, mencapai sekitar 265 ribu pekerja. Industri dalam negeri-saya tak bisa memabahasakan.Yang pasti, sejak April lalu banyak pabrik tutup. Itu akibat daya beli (konsumsi) masyarakat terjun bebas. Sektor UMKM diharap bertahan, kini jadi objek paling terdampak corona. Ekonomi Indonesia benar-benar kolaps. Pertumbuhan ekonomi beberapa bulan kedepan,...duh saya tak bisa membahasakan. Ini ekonomi secara makro. Bagaimana ekonomi (daerah) Madura? Apa yang diharap dari ekonomi daerah. Ketika harga Garam rakyat minus. Tembakau Madura sudah lama sekarat. PDRB memang sudah kelabakan. Nyaris potensi ekonomi daerah mati suri. PAD apa yang bisa diharap jadi income pemerintah daerah?. DBH Migas? Harga minyak dunia terjun bebas. Hanya saja BBM eceran tetap. PAD dari cukai rokok? Pajak kendaraan? PPh dari pelaku industri dan wisata? Semua nyaris tak bisa diharap. Penyusutan APBD di Madura juga akan berimbas kepada pelaku usaha yang selama ini bergantung dengan APBD. Proyek infrastruktur, pengadaan barang dan jasa seperti akan berjalan terseok-seok-atau mandeg-tahun depan. Entah kapan wabah corona berakhir. Sudah hampir tiga bulan berlalu, Bukan berkurang penderita corona. Malah kian melonjak di atas 22 ribu penderita corona se Indonesia per Senin, 25 Mei. Pemerintah sudah mengambil berbagai jurus menekan sebaran covid-19. Mulai larangan mudik, penerapan PSBB hingga membuat protokol covid-19. Tapi, sisi lain pemerintah pusat membolehkan moda transportasi dan dibukanya pusat-pusat perbelanjaan (mall). Sehingga muncul tagar Indonesia terserah yang sempat viral. Kini, Kementerian Kesehatan telah bersiap-siap menerbitkan protokol kesehatan bagi para pekerja dan aparat keamanan saat beraktivitas kembali di tengah pandemi Corona. Indonesia akan menerapkan new normal. Nunggu kapam corona berakhir, tak jelas. Karena belum ada obatnya. Pemerintah memang berpikir realistis.  Menopang dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19, impossible. Sektor ekonomi mampet. Langkah realistis, tetap waspada. Kondisi ekonomi bangsa Indonesia di tengah Corona sudah lama dirasa orang-orang yang hidup dari melaut. Mereka takut Lapar, tapi tak takut mati. Meski ombak besar mengancam keselamatannya. Mereka tetap melaut. Mencari ikan untuk dijual. Lalu ditukar beras untuk makan. Bagi pelaut, ajal sudah ditentukan. Tapi, lapar tak bisa ditahan. (hambali rasidi)
Ekonomi Indonesia Takut Lapar tak Takut Mati Efek Covid-19

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru

Blog dengan Komentar Terbanyak