Catatan: Hambali Rasidi
matamaduranews.com-Berita kriminal dalam sehari seperti orang makan saja. Tiga kali sehari. Bahkan melebihi orang minum obat.
Tergantung rilis. Jika semua unit/satuan Polres Sumenep mengeluarkan rilis berita, volume berita bisa full. Lalu lintas Google pasti penuh isu kriminal.
Opini tercipta. Publik ikut terbawa arus berita Polres. Itu kreasi Humas Polres Sumenep. Mampu menghadirkan kinerja jajaran Polres ke publik.
Humas Poles pintar berkomunikasi ke media. Para jurnalis cukup dibuatkan grup WhatsApp Mitra Humas Polres Sumenep.
Kasubag Humas Polres AKP Widiarti S cukup telaten meladeni percakapan wartawan di grup WA. Sesekali Ibu Widi bercanda. Tapi lebih sering memberi rilis.
Ketika rilis muncul, para jurnalis langsung berlomba menayangkan berita. Padahal, tanpa embel-embel. Hehehehe.
Tiga kali rilis di-share ke grup WA, tiga kali pula berita itu tayang. Bahkan bisa lebih jika wartawan pintar mencari angel.
Selain rilis, sewaktu-waktu para jurnalis diundang ke acara Konferensi Pers di Mapolres bersama Kapolres dan jajaran Kasat.
Hubungan jurnalis dengan Polres Sumenep ibarat suami istri. Terkadang mesra. Sewaktu-waktu beda pandangan. Kalau berlanjut perbedaan itu, bisa pisah ranjang. Tapi tak pernah jatuh talak. Lalu mesra lagi.
Kemesraan itu masih belum terajut para jurnalis dengan Pemkab Sumenep. Padahal, anggaran media di Pemkab Sumenep tergolong besar.
Jika ditotal semua OPD dalam anggaran media bisa lebih Rp 4 miliar. Anggaran itu bukan menyatu di Humas Pemkab atau di Kominfo. Tapi berpencar ke sejumlah OPD Pemkab Sumenep.
Setiap OPD mealokasikan anggaran publikasi. Tergantung kegiatan yang melekat.
Bahkan, ada OPD yang mealokasikan Rp 700 jutaan untuk publikasi dalam setahun. Bisa bayangkan, publikasi apa jika anggaran sebesar itu hanya kegiatan OPD.
Kalau anggaran di Humas DPRD Sumenep lain lagi. Angkanya Rp 1 miliar lebih dalam setahun.
Anggaran itu untuk publikasi dan aktivitas media. Setiap bulan ada forum komunikasi yang diselenggarakan Humas DPRD dengan kalangan media.
Anggaran publikasi Humas DPRD Sumenep terbagi dua. Penerbitan Parlementaria (majalah intern DPRD). Juga untuk biaya penerbitan ke media mainstream.
Anggaran Humas DPRD Sumenep untuk media dan publikasi emang gemuk. Padahal, Humas DPRD itu bukan OPD yang berdiri sendiri. Masih menyatu dengan Sekretariat DPRD.
Meski Pemkab mengalokasikan anggaran miliaran rupiah untuk publikasi, tapi lalu lintas berita masih jauh tertinggal dengan rilis gratisan di Polres Sumenep.
Lalu apa solusinya?
Pemkab perlu ambil langkah konkret. Membuat tim khusus yang memproduksi berita-berita Pemkab. Agar konten beritanya seksi.
Setiap aktivitas Bupati, Wabup, Sekda, Ibu Dharma Wanita, Ibu PKK dan kegiatan OPD bisa menarik dibaca dan perlu.
Selain itu, website tiap OPD bisa diaktifkan. Agar lalu lintas berita bisa mengimbangi.
Jika di medsos, Humas Pemkab Sumenep sudah lama buat terobosan. Setiap kegiatan Bupati/Wabup atau Sekda selalu hadir melalui video siaran langsung di akun Facebook-nya.
Kehadiran video siaran langsung di akun Facebook Humas Pemkab Sumenep banyak membantu. Kegiatan-kegiatan Bupati/Wabup bisa diikuti publik.
Tapi, perlu inovasi dan tambahan kamera. Biar suguhannya lebih memikat.
Pesona Satelit, 6 Maret 2020.
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply