Post Images
Pilkada DKI Jakarta 2017 begitu mengharu biru. Suasana begitu dramatic. Sehingga muncul gerakan berjilid-jilid. 212. Anies Baswedan vs Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Calon Gubernur. Hanya perkara tersebar video ucapan potongan Ahok soal arti surat al-Maidah ayat 51. Jadi tagline Penistaan Agama. Ahok dikenal Calon Gubernur disokong para taipan yang tergabung 9 naga. Mereka para konglomerat tajir Indonesia. Kekayaannya tak ada yang menyaingi. Anies Baswedan hanya seorang intelektual. Dia jadi Calon Gubernur karena ditunjuk Prabowo Subianto. Berpasangan dengan pengusaha Sandiaga Uno. Segi kost politik pasti tertinggal jauh dari Ahok-Saiful Djarot. Di akhir hitungan putaran kedua, Anies-Sandiaga unggul. Diketahui suara unggul dari Ahok-Djarot. Anies-Sandiaga menyebut rival-nya bukanlah musuh. Tapi, kompetitor yang saling menguatkan. Di Pilkada Sumenep 2020. Terdengar istilah unlimited dari bakal Pasangan Calon (Paslon) Fauzi-Eva. Maklum, Fauzi-Eva di-backup penuh MH Said Abdullah yang kini menjabat Ketua Banggar DPR RI. Badan Anggaran (Banggar), alat kelengkapan DPR RI yang mengatur keuangan Negara RI sebesar Rp 2.400 triliun. "Adakah orang Sumenep yang lebih kaya dari Ketua Banggar DPR RI?," celetuk seseorang saat ngopi di siang hari. Sebelum jadi Ketua Banggar DPR RI. MH Said Abdullah sudah dikenal royal. Kekayaannya sih tak seberapa. Dibanding mereka yang memiliki harta kekayaan hampir Rp 1 triliun atau lebih. Tapi, kepasrahan 'menabur' rupiah di Sumenep masih belum ada yang menyaingi. Saat momentum tertentu, MH Said sudah biasa menghabiskan uang Rp 2 miliar hingga Rp 4 miliar dalam tempo yang tak sampai seminggu. Lalu ada yang menyimpulkan, siapa yang bisa melawan Fauzi-Eva di Pilkada Sumenep 2020. Penyokong utama unlimited. Ditambah, kekuatan jaringan politik MH Said dan Eva. Klop. Ibarat pipa air sudah terpasang. Tandon air sudah terisi penuh. Nunggu waktu digrojok. Syukur tak banyak pipa yang bocor. Biar air tak muncrat ke lahan tetangga. Guyuran rupiah MH Said Abdullah sudah lama tersalurkan. Awal Ramadlan lalu, viral di medsos amplop bergambar Said Abdullah Institute dan Wabup Ach. Fauzi. Amplopnya berisi uang Rp 300 ribu dan Rp 500 ribu setiap jamaah tarawih di mushalla-nya. Ketika banyak orang terdampak covid-19, MH Said Abdullah menabur paket sembako. Terekspose di media konvensional, ada 28 ribu paket sembako se Kabupaten Sumenep yang tersalurkan. Di sela taburan puluhan ribu paket sembako itu, ada kresek putih bergambar Fauzi-Eva yang ikut menyebar paket sembako. Ketika banyak orang mengimbau ikut protokol covid-19 dan bagi-bagi masker. Fauzi-Eva sudah bagi-bagi amplop dengan besaran variatif. Ada yang Rp 150 ribu, Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Itu sejak April. Pemberian paket sembako dan amplop yang ada gambar Fauzi Eva atau gambar Said Abdullah Institute dan Ach. Fauzi. Bisa dibayangkan berapa jumlah penerimanya. Itu lain dengan penerima PKH dan paket sembako covid-19. Tapi, ini bantuan pemerintah. Tapi, di arus bawah. Ada orang yang bisikin program PKH dari Pak Wabup Fauzi. Sah-sah saja dalam politik. Emang butuh klaim. Bukan lagi bicara salah benar Konon-para petugas PKH sudah "bertemu". Pertemuan terkait 'tugas negara'. Bertemu petugas PKH Kabupaten dengan Wabup Fauzi hal yang wajar karena sesuai dengan tugas Wabup. Meningkatkan kesejahteraan warganya. Selaras dengan pendampingan PKH. Tak ada kaitan dengan politik atau Pilkada. Lain pula dengan pertemuan ratusan Kades se Kabupaten Sumenep dengan MH Said Abdullah dalam acara Reses DPR RI, beberapa waktu lalu. Sudah jelas. Dari sebaran paket sembako dan kedekatan emosional ratusan Kades serta organ struktur, Fauzi-Eva lebih unggul. Bagaimana dengan bakal Paslon Fattah Jasin-Ali Fikri? Entah strategi apa yang disembunyikan. Dari mata telanjang terlihat selebrasi. Tabuhan-tabuhan politik. Foto sana-sini. Sowan sana-sini. Pimpinan Parpol Koalisi masih merumuskan istilah 1 pintu. Perannya seperti ingin mengimbangi tugas konsultan. Relawan suruh ikut langkah Parpol Koalisi. Semua kegiatan diminta 1 pintu. Mencari solusi 1 pintu belum ada pintu keluar. Relawan Fauzi-Eva sudah mendata siapa yang akan nyoblos 9 Desember mendatang. Termasuk siapa yang luput dari sembako dan "paket" 9 Desember. Para tim dan relawan Fauzi-Eva sudah bergerak ke arah eksekusi. Sesuai dengan fakta arus bawah. Fauzi-Eva konon menyewa 4 konsultan politik. Mencari tahu bagaimana dan apa yang mempengaruhi perilaku pemilih per desa dan per dusun. Mereka perilaku pemilih terekam lewat big data. Apa dan siapa yang mempengaruhi pemilih. Dari jawaban prilaku pemilih itu, 4 konsultan itu memberi rekomendasi. Hasil rekomendasi 4 konsultan dilakukan. Dan lazimnya teori akademik, human eror dari kesahihan hasil survei itu, maksimal 3 %. Kecuali, teori perilaku pemilih ala Pemilu Bangkalan, semua metode survei tak berlaku. Bagaimana sisa waktu 3 bulan? Entahlah... Mesin besar bersilinder dengan daya jangkau luas berjejer di barisan Fattah Jasin-Ali Fikri. Kekuatan struktur, ada 30 anggota DPRD Sumenep yang menjadi bagian dari pemenangan Fattah-Ali Fikri. Kekuatan kultur. Nyaris gelombang besar kekuatan kultur Sumenep mendukung Fattah-Ali Fikri. Lain lagi suplai kekuatan kultur luar Sumenep untuk pemenangan Fattah-Ali Fikri. Dari Situbondo, Pamekasan, Sampang dan Sidogiri-ikut mendukung kemenangan Fattah-Ali Fikri. Begitulah. Fenomena Pilkada Sumenep 2020. Akhir kata, saya hanya berserah diri dan memohon kepada Allah, penguasa alam semesta ini. Siapa yang memenangkan Pilkada Sumenep untuk memimpin Sumenep ke depan. "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu," (Ali ‘Imran: 26). Pesona Satelit, 19 Agustus 2020
Achmad Fauzi Pilkada Sumenep Pilkada Sumenep MH Said Abdullah Kultur vs Uang Pilkada Sumenep MH Said Abdullah

Share :

admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Write your comment

Cancel Reply
author
admin
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.

Blog Unggulan

Surat Kabar

Daftar dan dapatkan blog dan artikel terbaru di kotak masuk Anda setiap minggu

Blog Terbaru

Blog dengan Komentar Terbanyak