Oleh: Ervira Nur Afifah*)
Wabah virus Corona telah mengguncang hampir seluruh dunia. Virus yang berbahaya ini pertama kali menyerang kota Wuhan di Cina, kemudian dengan cepat menyebar keseluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Virus ini dapat menyerang siapa saja seperti balita, anak-anak, orang dewasa, hingga yang paling rentan yakni para lansia.
Wabah ini telah membuat seluruh aktivitas manusia dibatasi ketat dalam kurun waktu yang cukup lama. Berbagai kebijakan serta arahan protokol kesehatan telah dikeluarkan oleh pemerintah guna memutus rantai penularan. Dengan adanya wabah ini, banyak sekali dampak yang dirasakan oleh masyarakat. Seperti pada sektor ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, serta pariwisata terkena imbas akibat wabah ini. Utamanya pada kondisi perekonomian yang sedang tidak stabil dan pada aspek pendidikan yang mengalami perubahan.
Dalam aspek pendidikan masalah yang sedang dihadapi yakni dalam proses pembelajaran. Saat ini sistem pembelajaran yang diterapkan sangat berbeda dengan sebelumnya. Jika sebelumnya proses belajar dilakukan secara tatap muka langsung, namun saat ini terdapat inovasi baru yaitu belajar dengan menggunakan media digital/online. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar di rumah.
Adanya pembelajaran digital ini banyak memunculkan sisi positif dan negatif. Sisi positifnya seperti media digital yang dulunya hanya digunakan untuk bermain sekarang dapat digunakan sebagai media untuk belajar. Sedangkan sisi negatifnya yakni tidak semua daerah memiliki akses yang memadai, tidak semua pengajar paham akan ilmu teknologi, dan tidak semua anak memiliki media belajar. Selain itu, proses pendidikan seperti ini memang mentransfer ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ada sesuatu yang hilang yaitu pembentukan karakter pada anak.
Bermacam upaya telah dilakukan oleh para pendidik di Indonesia. Mulai dari pembelajaran menggunakan video, gambar, bahkan ada juga tenaga pendidik yang rela mendatangi rumah siswa satu persatu untuk memberikan materi kepada siswa yang tidak mempunyai media digital. Aplikasi digital yang sering digunakan sangat beragam seperti aplikasi WhatsApp, Zoom, Google Meet, Google Classroom dan masih banyak lainnya.
Namun, dalam proses belajar online ternyata masih terdapat banyak kesulitan. Salah satu kesulitan yang paling mendasar dan sering terjadi adalah pada akses jaringan internet. Melihat banyaknya kejadian seperti ini pemerintah langsung gerak cepat untuk membantu mencarikan solusi dan cara agar peserta didik bisa belajar dengan baik. Pemerintah memberikan solusi berupa pemberian kuota internet kepada tenaga pendidik dan juga pelajar agar mempermudah proses belajar di rumah.
Konsep inovasi pembelajaran digital ini dibuat agar peserta didik tetap menerima materi pembelajaran tanpa harus bertatap muka langsung untuk meminimalisir penyebaran virus. Tantangan justru muncul karena para tenaga pendidik harus banyak berkreasi untuk menghadirkan kegiatan belajar di rumah yang menyenangkan. Selain itu, tenaga pendidik harus paham juga dengan kondisi anak didik mereka.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI meminta para pengajar selalu berinovasi di tengah pandemi ini dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuannya agar para pelajar tidak jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar dari rumah seperti anjuran pemerintah. Agar proses belajar tidak monoton dan tidak membuat stres, beberapa pengajar bisa memberikan tugas di rumah dalam bentuk proyek atau memanfaatkan aplikasi pembelajaran secara daring dengan diisi konten-konten video pembelajaran yang inovatif, kreatif, bervariatif dan menarik, sehingga pembelajaran dapat tersampaikan secara lebih optimal.
Peran tenaga pendidik dan orang tua sangat dibutuhkan dalam mendukung proses belajar di rumah dengan membangun kolaborasi demi memaksimalkan kegiatan belajar selama pandemi. Dengan demikian, melalui pembelajaran digital yang kreatif, peserta didik tetap dapat belajar dengan baik. Meskipun terdapat berbagai kendala, tetapi dengan ketelatenan dan kreativitas para pendidik dan pelajar maka kendala tidak akan mengurangi inti dari tujuan pendidikan tersebut.
*) Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
Write your comment
Cancel Reply