matamaduranews.com-Sensasi Maroko sebagai negara Afrika pertama yang melangkah sampai empat besar Piala Dunia 2022 sudah terhenti.
Maroko menyudahi petualangannya mentok sampai perebutan posisi ketiga di Khalifa International Stadium, Al Rayyan, Sabtu malam (18/12).
Sayangnya, Hakim Ziyech dkk dipecundangi Kroasia dengan skor tipis 2-1 dalam perebutan posisi ketiga. Kegagalan itu pun menandai berakhirnya sensasi negara-negara Afrika di Piala Dunia.
Nahkoda Maroko Walid Regragui menyebut hasil tahun ini jadi pondasi negara-negara Afrika di Piala Dunia berikutnya.
Khususnya bagi Maroko. ’’Prancis dan Kroasia masih berada di atas kami, tetapi sangat sedikit di atas kami jaraknya.
Dalam 15 tahun ke depan, akan ada tim Afrika yang mampu memenangi Piala Dunia, dan kami akan kembali ke sini dengan membawa pengalaman,’’ ucap Regragui seperti yang dikutip dari laman TyC Sports.
Regragui menyebut, kekuatan yang sudah dia bangun di Qatar dengan sensasinya sebagai negara Afrika pertama di semifinal itu akan jadi modalnya membangun kekuatan memenangi ajang-ajang berikutnya di level timnas.
Terutama dalam ajang Piala Afrika. Maklum, sudah lama Maroko belum pernah mengulangi kejayaannya memenangi Piala Afrika. Yaitu sejak suksesnya menjuarai Piala Afrika edisi 1976 di Ethiopia. Itu pun saat masih menggunakan sistem round robin.
Pada edisi 2004, Maroko menelan kekalahan dalam final melawan tuan rumah Tunisia.
’’Sebelum menjadi juara dunia, Anda harus menjadi raja di rumah sendiri. Kami harus mendominasi di benua Afrika dan kemudian kami akan menjadi generasi terbaik dalam sejarah,’’ sambung pelatih paling tinggi bayarannya di Afrika itu.
Dibandingkan dengan Kroasia yang mengalahkannya dalam perebutan posisi ketiga, Maroko belum apa-apa di Piala Dunia. Kroasia tiga kali melewati semifinal dengan menghasilkan dua kali posisi ketiga dan sekali jadi runner up.
Regragui lebih suka menyebut perjalanan Maroko kali ini sebagai pondasi bisa seperti Kroasia.
’’Kecewa? Ya kami kecewa. Tetapi besok sepulangnya kami dari sini kami akan menyadari apa yang kami lakukan. Saya bangga dengan pemain kami, pemain yang sudah berjuang sampai level tertinggi. Kami sudah bisa menunjukkan bahwa sedikit lagi Afrika berbicara di Piala Dunia,’’ klaim Regragui. (Yunita Mega Pratiwi)
kempalan
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply