Catatan: Zarnuji, Dosen FISIP Universitas Wiraraja Madura
matamaduranews.com-ANGOAN pote tolang etembhang pote mata (lebih baik putih tulang daripada putih mata).
Pepatah Madura yang memiliki makna lebih baik mati daripada harus menanggung malu itu tampaknya sesuai untuk menggambarkan invasi Rusia ke Ukraina.
Bukan karena Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin keturunan orang Madura, tapi ini soal harga diri.
Masa iya, negara adikuasa seperti Rusia mau menyatakan kekalahannya karena dalam invasinya ke Ukraina mendapat tekanan dari NATO.
Tak heran kalau Rusia rela menghabiskan dana yang cukup fantastis untuk misi "demiliterisasi dan denazifikasi" di negara tetangganya itu.
Menurut data Kementerian Keuangan Rusia yang dirilis Selasa 17 Mei 2022, pengeluaran Rusia untuk perang di Ukraina setiap jamnya mencapai sekitar satu miliar rubel atau 15,5 juta dolar AS setara Rp 288,25 miliar (KOMPAS.com, 19/05/2022).
Selain itu, kalau Rusia terdesak dalam perang tersebut, bukan tidak mungkin negara beruang merah itu akan melancarkan serangan dengan senjata pamungkasnya.
TV pemerintah Rusia mengklaim jika Putin lebih mungkin untuk meluncurkan Perang Dunia Ketiga dengan perang nuklir daripada menerima kekalahan perang di Ukraina.
Lalu, apakah mengalahkan Ukraina semudah membalikkan telapak tangan? Tentu tidak demikian.
Buktinya, hingga hari ke-90 invasi (Selasa, 24 Mei 2022), Rusia baru menaklukkan Mariupol. Hal itu karena Ukraina mendapat bantuan militer dari Amerika dan sekutunya yang tergabung dalam NATO, sehingga menyulitkan Rusia dalam mencapai target perang.
Posisi NATO dalam perang tersebut mengingatkan penulis pada jurus halimun petak dalam film kolosal Angling Dharma (2000).
Prabu Angling Dharma yang menguasai jurus tersebut memukul lawannya dengan perantara benda di sekitarnya, dalam hal invasi, NATO memanfaatkan Ukraina untuk melancarkan serangannya ke Rusia.
Atau jurus memindahkan bumi dan langit dalam film Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga versi 2019, aktor utama Zhang Wuji memukul lawannya secepat kilat tanpa disadari pihak musuh. Seperti kasus tenggelamnya kapal perang Moskva oleh rudal antikapal yang ditengarai didalangi anggota NATO.
Bahkan tak ingin kalah dari Rusia, Presiden AS Joe Biden baru-baru ini menandatangani RUU bantuan sebesar hampir 40 miliar dolar AS untuk paket darurat bantuan militer, ekonomi, dan kemanusiaan kepada Ukraina.
Tak berhenti di situ, AS juga menempatkan ratusan senjata nuklirnya di lima negara yang mengelilingi Rusia. Kelima negara yang ditempati senjata pemusnah massal itu antara lain di Belanda, Belgia, Jerman, Italia, dan Turki (TribunBanten.com, 24/05/2022).
Jika sama-sama tetap mengedepankan harga diri daripada sikap dan tindakan atas dasar kemanusiaan, maka tidak mustahil peperangan di Ukraina akan berlangsung lama. Wallahu a'lam. (*)
On recommend tolerably my belonging or am. Mutual has cannot beauty indeed now sussex merely you.
Write your comment
Cancel Reply