matamaduranews.com-SUMENEP-Bujuk Tamoni di Desa Batuan, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep yang masyhur hingga ke luar Madura itu ambruk.
Hujan deras disertai angin kencang, Kamis (3/12/2020) siang tadi mengakibatkan dua pohon tumbang dan mengenai bangunan Bujuk Tamoni di Jalan Raya Lenteng itu.
Taufikur Rahman (36), warga sekitar tempat kejadian mengatakan, dua pohon besar yang tumbang sekitar pukul 13.00 WIB itu adalah pohon Asam dan Kesambi.
"Hujan deras disertai angin kencang pada pukul 13.00 WIB menyebabkan dua pohon itu roboh dan mengenai bangunan tersebut sehingga rusak pada bagian atas," kata Taufiq, Kamis (3/12/2020) sore.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut. Namun, Taufi memperkirakan kerugian material yang dialami bangunan mencapai puluhan juta.
"Melihat dari kerusakan material pada Bujuk Tamoni, kerugian material dalam bencana ini mencapai sekitar Rp 20 juta," tuturnya.
Bernama Asta Paregi, Jadi Jujugan Pasutri Sulit Keturunan
Bujuk Tamoni, demikian pemakaman di Desa Batuan, Kecamatan Batuan itu dikenal, sebenarnya bernama Asta Paregi.
Dilansir dari detikcom, kekuatan mistik di Asta Paregi sulit diterjemahkan dengan logika. Asta para sesepuh desa setempat itu ramai dikunjungi pasangan suami istri (Pasutri) yang kesulitan untuk mempunyai keturunan, terutama pada hari-hari libur.
Mereka meyakini jika berkunjung dan bernadzar (niat) jika mempunyai anak akan membuang ari-ari bayi (Tamoni), maka pasutri yang selama ini kesulitan mempunyai anak akan cepat mendapat keturunan, atau dikabulkan atas izin yang Maha Kuasa.
Ari-ari atau tamoni dari bayi yang dilahirkan itu layaknya 'tumbal' yang nantinya harus dipersembahkan pada Bujuk Tamoni.
Tidak sulit dalam proses persembahan 'tumbal' ari-ari bayi tersebut. Mereka hanya membuang ari-ari yang sudah terbungkus dengan plastik atau dengan tempat lain yang dinilai aman di sebelah barat bangunan utama Asta berukuran 6x4 meter.
Di dalam bangunan itu sendiri, terdapat makam sesepuh Desa Batuan yang meninggal ratusan tahun lalu.
Tak ayal, jika gundukan ari-ari bayi di lokasi Bujuk Tamoni mencapai ketinggian 4 meter di atas lahan 10x5 meter milik warga setempat bernama Nyai Fatimah.
Bahkan, sejumlah pohon Asam besar yang tumbuh mengelilingi Bujuk Tamoni itu juga banyak tergantung bungkusan plastik dan wadah lain yang di dalamnya berisi ari-ari bayi. Seakan menjadi pemandangan yang menarik bagi penduduk setempat serta pengguna Jl. Raya Lenteng tersebut.
Masyhur Hingga ke Luar Madura
Kemasyhuran Bujuk Tamoni tidak hanya di kalangan warga Madura, melainkan terdengar hingga Kabupaten Banyuwangi, Jember, serta kota-kota lain di Jawa Timur khususnya Tapal Kuda.
Para pasutri banyak berdatangan dengan maksud cepat dikarunia anak dan akan mempersembahkan ari-arinya pada Bujuk Tamoni yang berjarak 1,5 kilo meter ke arah barat dari pusat Kota Sumenep.
Masih bersumber dari detikcom, salah seorang keturunan Bujuk Tamoni, Nyai Fatimah mengatakan, setiap pasutri yang datang permintaannya hanya satu yakni ingin cepat mempunyai keturunan.
"Mereka yang sudah berniat untuk mempersembahkan ari-ari bayinya, maka dengan kehendak Yang Maha Kuasa cepat dikarunia anak sesuai dengan keinginannya," terang Nyai Fatimah sebagaimana dikutip detikcom dari detiksurabayacom 2009 silam.
Selain mempersembahkan ari-ari bayi, mereka juga membawa jajan pasar warna tujuh dan membawa beras, gula, dan kopi.
Ke-7 jajan pasar itu ikut dipersembahkan pada Bujuk Tamoni, sedangkan beras dan lainnya diberikan pada keturunan Bujuk Tamoni yang setiap saat setia menunggu para pengunjung di lokasi.
Rafiqi, Mata Madura
Source: detikcom
Write your comment
Cancel Reply