matamaduranews.com-Sudah dua hari berlalu. Sumber suara tok patok-an (misterius) disertai getaran dari dalam tanah Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Lenteng, Sumenep masih belum disimpulkan. Para pakar ahli geologi dan seismologi masih akan melakukan identifikasi ke lokasi.
Seperti dikutip detikjatim, Tim Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang terdiri dari ahli geologi dan seismologi belum ke lokasi. Tim ITN Malang rencana akan melakukan identifikasi ke lokasi pada Selasa 15 Agustus 2023.
Selama ini, Tim ahli ITN Malang itu baru mengumpulkan sejumlah data terkait fenomena seperti di Desa Moncek Tengah Sumenep.
Ketua Tim Pendampingan Revisi Rencana Tata Ruang dan Ketua Tim Kajian Resiko Bencana wilayah Kabupaten Sumenep, Ardiyanto Maksimilianus mengatakan ada 4 hal yang didapat dari hasil konfirmasi kepada beberapa pihak terkait dengan bunyi misterius di Sumenep.
1. Dari hasil seismogram Jajag Banyuwangi tidak menunjukkan adanya aktivitas pada waktu kejadian yakni Sabtu (12/8) antara pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Pada umumnya seismogram bisa mendeteksi seismik secara efektif dalam radius 500 km.
2. Hasil identifikasi tim ahli ITN Malang jenis batuan di lokasi menunjukkan batuan jenis batu gamping masif.
3. Didapat informasi mengenai kemungkinan sumber suara berasal dari pipa saluran dengan ukuran 4 dim yang ada di bawah rumah warga. Pipa tersebut sudah terpasang sejak tahun 2017.
"Kalau informasi yang kami dapat pipa itu sudah beroperasi sejak tahun 2017 lalu. Kalau informasi warga kemungkinan suara itu muncul saat pipa itu dinyalakan," ujar Ardi kepada detikJatim, Senin (14/8/2023).
4. Hasil sensor KMMI dari BMKG pusat didapatkan bahwa ada getaran yang bersifat periodik.
Hasil dari BMKG pusat itu kemudian dikoordinasikan dengan ahli seismologi dan ahli geologi. Hasilnya terdapat dua hal yang terjadi.
1. Secara seismologi, hasil sensor menunjukkan adanya getaran yang harmonik yang biasanya terjadi karena aktivitas manusia, seperti pengeboran atau pemasangan struktur bangunan besar.
2. Secara geologi, analisis sementara Pulau Madura ada batuan yang berupa batuan gamping atau karst dimana struktur geologinya kompleks dan banyak rongga di bawah permukaan. Sehingga guguran dari batuan di dalam rongga bawah tanah sering terjadi.
Lanjutnya, hal ini wajar terjadi pada kawasan-kawasan yang struktur batuannya berupa karst. Untuk kondisi ketebalan batu gamping formasi madura adalah kisaran 100-250 meter.
Ardi menyampaikan berdasarkan data-data tersebut, timnya mengambil kesimpulan sementara munculnya suara misterius disertai getaran di Desa Muncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep itu karena adanya pergerakan di bawah tanah, tepatnya dalam rongga batuan.
"Pergerakan rongga batuan itu disebabkan oleh beberapa hal," kata dia. Mulai dari perubahan musim yang kemudian membuat rongga batuan di bawah tanah awalnya terisi air kemudian berkurang, mengakibatkan perubahan struktur tanah sehingga terjadi guguran di dalam tanah.
"Faktor lain, karena adanya perubahan patahan di bawah tanah, namun pada kasus ini berdasarkan hasil seismologi menunjukkan tidak adanya pergerakan patahan di bawah tanah," terangnya.
Kemudian, Adanya perubahan struktur tanah akibat perubahan guna lahan di kawasan hulu sehingga mempengaruhi struktur tanah yang ada di bawahnya.
"Kemungkinan terakhir adalah adanya aktivitas manusia dalam skala besar yang terjadi secara beraturan pada wilayah terdekat sehingga mempengaruhi getaran di dalam tanah dan memicu adanya guguran di dalam rongga di bawah permukaan," lanjut Ardi.
Meski begitu, pihaknya menyebut ini hanya merupakan analisis sementara.
Untuk mengetahui kepastiannya harus dilakukan peninjauan lapangan terlebih dahulu.
Rencananya tim ahli dari ITN akan datang ke tempat kejadian pada Selasa (15/8/2023) besok.
"Kita akan melakukan peninjauan lapangan dulu. Nanti disana kita juga akan melakukan uji menggunakan geolistrik atau FLV untuk mengetahui kondisi di bawah tanah," kata Ardi.
"Kita juga akan berkoordinasi dengan lembaga lainnya untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat terkait fenomena yang ada di Kabupaten Sumenep. Oleh karena itu, untuk hasil kesimpulannya sendiri juga tidak bisa langsung keluar karena perlu dikaji terlebih dahulu," tandasnya.(*)
Write your comment
Cancel Reply