matamaduranews.com-Viral penemuan celana dalam (CD) di bawah meja ruang Graha Paripurna DPRD Sumenep menimbulkan banyak spekulasi.
Jika ditilik dari perspektif ahli pelet. Media CD itu sebagai puncak dari media pengasih. Dengan tujuan agar korban sulit diobati. Kecuali si pengirim yang mengobatinya.
Paranormal ahli pelet Ki Bagus Santang dikutip dari situs pribadinya menyebut, ritual pelet celana dalam sebagai bentuk menghilangkan kesadaran seseorang yang terkena pengaruhnya (pelet).
Penemuan CD (celana dalam) berwarna hitam di ruang Graha Paripurna DPRD Sumenep usai rapat paripurna Penyampaian Laporan Hasil Pembahasan Rancangan Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022, Selasa 27 Juni 2023 menimbulkan spekulasi politik dari aktivis.
Imam Syafii, Ketua KNPI Sumenep menyebut: celana dalam (CD) dalam ilmu pelet sebagai media untuk mempengaruhi seseorang agar bertindak di luar kesadarannya.
"Karena ketidakwajaran di gedung politisi, bisa ditafsiri dengan gonjang-ganjing yang melanda sebagian politisi DPRD Sumenep," terang Imam.
"Sekarang kan viral video joget-joget. Banyak laporan ke BK soal pelanggaran etik dan dugaan penipuan yang dilakukan anggota DPRD Sumenep. Juga wacana PAW yang lagi hot pada sejumlah anggota fraksi," kata Imam menambahkan.
Imam mengaku mendengar ada beberapa nama anggota fraksi yang hendak dilakukan reshuffle oleh partainya dengan dasar etik dan pidana.
Kata Imam, para korban penipuan oknum anggota DPRD Sumenep, berinisial RS, sering bertemu. Mereka para korban membahas rencana laporan pidana dugaan penipuan si oknum dewan ke Polres Sumenep.
Selain rencana laporan pidana ke Polres Sumenep, menurut Imam, korban lainnya sudah melapor ke Mapolda Jatim.
"Nominal penipuannya beragam. Tapi totalnya miliaran rupiah. Bentuknya macam-macam. Ada yang investasi usaha dan ada yang investasi proyek," sambung Imam.
Imam Syafii Ketua KNPI Sumenep
"Tapi kaitan penemuan CD itu dengan PAW hanya tafsir klenik politik. Karena ketidakwajaran itu bisa menimbulkan tafsir klenik politik yang bersamaan dengan isu PAW," pungkas Imam.
Seperti diketahui, salah satu petugas Sekretariat DPRD Sumenep yang minta namanya dirahasiakan, menjelaskan kepada media bahwa CD warna hitam itu ditemukan tidak lama setelah peserta rapat paripurna keluar meninggalkan ruangan paripurna.
Menurutnya, celana dalam itu bukan milik perempuan. Melainkan celana dalam laki-laki.
“Bukan milik perempuan. Tapi celana dalam laki-laki,†terang saksi mata penemuan celana dalam itu.
Sumber itu mengaku pertama kali melihat barang tersebut tidak menyangka bahwa itu celana dalam.
“Awalnya barang itu dikira masker yang terjepit di karpet lantai, tepatnya di bagian depan kursi paripurna. Namun setelah diambil, barang tersebut celana laki-laki,†paparnya.
Penemuan celana dalam laki-laki itu memunculkan banyak spekulasi. Sebab celana dalam yang ditemukan di dalam ruang paripurna adalah rekayasa. (*)
Write your comment
Cancel Reply